Pada zaman romawi wanita di anggap sebagai barang yang harga nya sangat murah oleh kaum laki-laki,yang bisa di gunakan secara semena-mena.mereka melakukan perempuan bukan selayak nya manusia yang mempunyai harga diri,tetapi melalukan nya layak nya seperti hewan atau benda mati.Laki-laki menganggap wanita itu sebagai perempuan itu syaiton dan kotor,tidak layak untuk di hargai,apalagi untuk dilindungi dan di pelihara.Tapi malah diperlakukan seperti budak,melayani ke mau an laki-laki.
           
            Perlu kita ketahui bahwa penghinaan terhadap wanita Rom itu seperti tidak boleh berbicara,makan daging,tertawa,dan wanita Rom harus menghabiskan seluruh waktu nya untuk melayani laki-laki Rome dan harus tunduk layak nya budak.Karena pada saat wanita berbicara di gunakan seperti alata untuk merayu.
semua larangan tersebut di keluar kan oleh anggota dewan tribunal romawi,yang melarang seorang wanita memakai emas dan perhiasan semacam nya,berpakaian bagus dan mewah.
Ada pada saat itu suatu bangsa mengatakan apabila seorang wanita di tinggal kan oleh suami nya,maka wanita itu harus bunuh diri,dengan cara megantung diri,membakar diri nya,dan terjun dari tebing.

            Mulai dari saat ini hargai lah seorang wanita baik masih muda hingga remaja dan dari remaja hingga menjadi tua.perlakukan lah dengan bijak.mereka adalah benda hidup yang mempunyai hati nurani.walau wanita itu tampak seburuk apapun tetap hargai lah.perlakukan mereka selayak nya kita memperlakukan ibu kita.Ibu kita pun juga seorang perempuan bukan?

Stop untuk diskriminasi wanita dan juga perlakukan wanita dengan baik,selayak nya dengan hati nurani kita.
 
Keindahan

Ku buka mata ini
Ku lihat betapa indah nya pemandangan yang menghiasi mata ku ini
Tak ada satu pun asap pabrik yang meyamarkan pemandangan ini

Ku hirup udara yang segar kaya akan oksigen
Masih banyak pepohonan yang menghiasi keindahan ini
Ku turun kan pandangan ku ini ke bawah

Terdapat rumah rumah warga yang sederhana
Anak-anak bermain dengan gembira di lapangan yang kosong

Akan kah pemandangan ini akan terjaga?
Apakah akan menghilang?

Banyak pemandangan ini telah hilang akibat ulah manusia
Merusak semudah tangan menggunting kertas
Tapi jika mengembalikan seperti semula
Akan terasa susah layak nya memikul beban yang berat

Jaga lah lingkungan kita agar tetap sehat seperti ini
Karena suatu saat kita semua akan merindukan lingkungan yang sehat ini




                                IBU
Engkau begitu kuat dan sabar
Kepada diri ku ini yang selalu
Selalu menyusahkan dan mengecewakan mu
Engkau selalu merangkul  tubuh ku ini dengan sekuat tenaga
Di saat aku sedih engkau selalu ada di sisi ku
Dan di saat aku senang pun engkau selalu ada

Ibu,tiada henti nya engkau memberikan perlindungan kepada ku
Engkau membimbing ku hingga aku tumbuh dewasa
Kini waktu telah membawa ku ke ujung perjalanan
Aku telah mengerti bahwa cinta yang engkau berikan
Itu terasa begitu indah dan berharga
Layak nya seperti harta terakhir yang aku miliki

 Kini sudah waktu nya untuk ku membalas itu semua
Tapi waktu tidak biasa memberikan ku kesempatan
Aku selalu ingat apa yang pernah engkau ajarkan kepada ku

Ibu walau engkau tidak di sisi ku lagi
Namun engkau selalu ada di hati ku
Dan selalu teringat di pikiran ku
Ibu,aku selalu menyayangi mu sampai akhir waktu


   Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Sosiologi selain mempelajari gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti: kejahatan, konflik antar ras, kemiskinan, perceraian, pelacuran delinkuensi anak-anak; dan seterusnya. Hanya saja dalam sosiologi hanya sebatas mencari sebab-sebab terjadinya masalah sosiologi dan tidak menekankan pada pemecahan masalah atau jalan keluar dari masalah-masalah. Masalah sosiologi merupakan hasil proses perkembangan masyarakat, artinya problem itu memang sewajarnya timbul, jika tidak diinginkan adanya hambatanhambatan terhadap penemuan baru atau gagasan baru.

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut. Masalah sosial merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.


     Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran,
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja,
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan,
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat,



1. Faktor Ekonomi
faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2.Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3.Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4.Faktor Psikologis
 Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.

       Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach (hlm. 153).
      Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisanya. Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun proses sosialisasinya.
      Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
       Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah pengangguran misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.

        Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan keluarganya.Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam istilah kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika dicoba digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka masih memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak yang lari dari orang tuanya.
        Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di beberapa negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmnai, rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang, beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
         Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi menuju masyarakat yang kapitalistik.
         Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai tentang anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban, tetapi sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam pandangan orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan, tetapi dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih saying semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh perkotaan. Namun, mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan sejalan dengan pesatnya laju pembangunan?
         Ada banyak teori yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak. Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.






Masyarakat Dan Negara
       Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan, kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain (hlm. 191). Dari hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus memungkinkan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih banyak yang kekurangan.
      Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara. Di lain pihak masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika menghendaki kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.
        Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan dengan baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang efektif.
        Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.



Sumber : 
http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat
http://id.shvoong.com/books/1866293-masalah-sosial-dan-upaya-pemecahannya/

Steven Sharp Nelson (born 1977) is a pioneer in “cello-percussion”—an alternative performance method that combines traditional, lyrical cello techniques with unconventional pizzicato and percussive technique. He was born and still resides in Salt Lake City, Utah. He began studying cello at age 8, percussion at age 12 and guitar at age 17. He has invented a new method of playing the cello that combines elements learned from each of these instruments.
He has studied the cello (still his primary instrument) under Ryan Selberg, Stephen Emerson, and John Eckstein. He obtained a degree in music from the University of Utah School of Music, graduating in 2002.
Nelson’s true cello career began when he was 15. He was recruited by Peter Breinholt to arrange string parts and perform with Breinholt’s band, Big Parade. Since then he has recorded on over 100 different albums ranging from folk & bluegrass to hip hop. He has also made his way as a solo artist. His first album Sacred Cello (2006)[1] was atop the Billboard Charts. He has since two more solo albums that have also received significant acclaim (Tender Mercies, 2008 and Christmas Cello, 2010)
Nelson is well known for his collaborations with pianist Jon Schmidt as The Piano Guys – most particularly in their mash-up arrangement of Taylor Swift’s “Love Story” and Coldplay’s “Viva La Vida,” a YouTube sensation. Schmidt and Nelson perform regularly together throughout the United States and the world.
In 2011, Steven joined “The Piano Guys” and together they have created one of the fastest-growing channels on YouTube. His videos are watched by more than half a million viewers daily, and since 2011, many have been among the top 10 music videos in the world, including his “Cello Wars” and “Beethoven’s 5 Secrets”, both of which debuted at number #1 on the YouTube charts.
Nelson also teams up often with pianist Paul Cardall and has written most of Cardall’s orchestrations.
Nelson’s shared performance and compositions with pianist Marshall McDonald are also of note. Among other works, Nelson and McDonald have composed two symphonies together (Spanish Trail Suite, 2006 and Africa, 2008), the second of which was featured in the number one classical podcast in the world and was download over 30 million times.[2]
Nelson’s influences include Victor BorgeBobby McFerrinPeter SchickeleYo Yo MaU2Sting, and James Taylor. His trademark style is to always including parody, comedy, and musical “shtick” in every performance.
Reviews
"Steven Sharp Nelson's renditions are a breath of fresh air!"
Shelby Nelson, cellist
"I am at a loss for words"
iTunes Review
"Powerful! I love Steven Sharp Nelson!"
iTunes Review
"There's none better - I should know"
Steve's sister Camille
"Steven Sharp Nelson is amazing! His rich diversity and style make him my favorite cellist"
Paul Cardall, Pianist
"I wish I played the cello ... like Steve"
Jon Schmidt, pianist
"Inspiring! Pure Joy! I share your music with my high school students"
David Johnson, high school teacher
"Simply Amazing! I've always wanted to play the cello and this makes me want to play even more"
A budding cellist/cellist wannabe (YouTube)
"ohh det är fantastiskt!!!"
Foreign review (YouTube)
"Perfect!!!!!!!!"
A perfectionist (YouTube)
"Veteran studio musician Steven Sharp Nelson stepped out of a backing role and into the forefront with Sacred Cello, his debut effort. Having performed on over 100 albums previous to this inaugural solo project, he displays a penchant for improvisation even underneath a surface of meticulous precision. Nelson shows a mastery of tempo and dynamic contrast that evokes a surprisingly strong amount of emotion, even with what could be considered a familiar track list to classicists. There are no real surprises in the core lineup of hymns, but a stylish variety of classical and traditional work adds a sparkling flourish to the set. Among others, his unaccompanied rendition of the Prelude from Bach's Cello Suite No. 1 in G major employs a stirring rubato, while he commands a rhythmic bassline in Jesu, Joy of Man's Desiring. These departures from strict Sunday fare give the album a tremendous lift. Guitarist Peter Breinholt and solo pianists Jon Schmidt, Paul Cardall, David Tolk, and Marshall McDonald take turns serving as guest stars. They are merely icing on the cake, however; each in his own way complements the album's flavor, which ventures into new age, folk, inspirational, and classical. From start to finish, Sacred Cello is bright, solid, unique, and enchanting."
Jared Johnson, All Music Guide
http://en.wikipedia.org/wiki/Steven_Sharp_Nelson
JONJon Schmidt was born to German Immigrant parents, and they gave him the gift of early education in music. Classical training fell on the fertile ground of Jon’s natural talents  for music and hard work. Schmidt began composing as early as age 11, started teaching piano lessons when most people get a drivers license, and began a successful solo career in his early twenties.
Schmidt worried about a career in music. He worried that his family would think  that sheet music does not taste good with ranch dressing, so in college he studied English with plans to get an MBA.  People kept pestering him over and over to play piano for them, so he risked renting a large concert hall and presented himself to the public. His audience loved him. He has never turned back to English and Business plans. His wife Michelle and their five children have never had to eat sheet music—even as a side dish.
Schmidt’s 20 year solo career has included many albums, performances, and awards. The Piano Guys entrapped Schmidt with their lair of beautiful pianos. Shortly thereafter, they all ran away together to create spectacular piano cello video content. Their goal is very humble—to inspire the world.Schmidt’s 20 year solo career has included many albums, performances, and awards.
Jon Schmidt
Lahir9 Juli 1966 (umur 47)
AsalAmerika Serikat Salt Lake City , Utah ,Amerika Serikat
GenreNew Age , pop
PekerjaanKomposer , pemain , pianis
InstrumenPiano
Tahun aktif1990-sekarang
LabelRekaman terong , Shadow Mountain , JS Productions
Associated tindakanThe Guys Piano , Steven Tajam Nelson , Peter Breinholt
Situs webwww.jonschmidt.com
Instrumen Terkemuka
Piano
"The Piano Guys", 2012
  1. Titanium Pavane
  2. Peponi (Paradise)
  3. Code Name Vivaldi
  4. Beethoven's 5 Secrets
  5. Over the Rainbow Simple Gifts
  6. Cello Wars (unedited)
  7. Arwen's Vigil
  8. Moonlight
  9. A Thousand Years
  10. Michael Meets Mozart
  11. The Cello Song
  12. Rolling in the Deep
  13. What Makes You Beautiful
"Hits Volume 1", 2011
  1. Michael Meets Mozart
  2. Moonlight
  3. Without You
  4. The Cello Song
  5. Rolling in the Deep
  6. Cello Wars (Radio Edit)
  7. O Fortuna
  8. Bring Him Home
  9. Charlie Brown Medley
  10. Rock Meets Rachmaninoff
  11. All of Me
"Hits Volume 1 Limited Edition", 2011
  1. Michael Meets Mozart
  2. Moonlight
  3. Without You
  4. The Cello Song
  5. Rolling in the Deep
  6. Cello Wars (Radio Edit)
  7. O Fortuna
  8. Bring Him Home
  9. Charlie Brown Medley
  10. Rock Meets Rachmaninoff
  11. All of Me
  12. More Than Words
  13. Twinkle Lullaby
"Bonus Tracks", 2009, JS Productions
  1. Love Story meets Viva la Vida (Taylor Swift Remix)
  2. Long Long Ago (Piano/Cello)
  3. Jessica's Theme (from The Man from Snowy River)
  4. Road Trip
  5. 8:42 at Red Rock Canyon (Verbal Intro)
  6. 8:42 at Red Rock Canyon
  7. All of Me (Sut's Fav.) Live
  8. Dumb Song Live
  9. Peanuts Medley Live (Linus & Lucy, Track Meet - Vince Guaraldi Cover)
  10. Death of Dumbledore
  11. Thank You (For the Heroes)
  12. The Fishing Stream
  13. ROCKmaninoff (Prelude in C-sharp minor - Rachmaninoff)
Hymns Without Words, 2006, JS Productions
  1. For the Beauty of the Earth
  2. Renaissance Hymn (Let Zion in Her Beauty Rise / Saints Behold How Great Jehovah)
  3. Baptism Hymn
  4. A Poor Wayfaring Man of Grief
  5. Our Savior's Love
  6. Onward Christian Soldiers
  7. Hymn of Nature (All Creatures of Our God and King)
  8. Funeral Hymn (Jesus the Very Thought / Tribute)
  9. That Easter Morn
  10. O Savior, Thou Who Wearest a Crown
  11. Behold the Wounds in Jesus' Hands
Winter Serenade, 2004, JS Productions
  1. In The Bleak Midwinter
  2. Pachelbel meets U2
  3. North Pole Express (Ding Dong Merrily On High)
  4. Wexford Carol
  5. Still, Still, Still
  6. First Run
  7. Winter Serenade (Sussex Carol)
  8. Deep Winter (Prelude in B-flat minor)
  9. Last Lullaby (Thomas' Song)
  10. I Will
To The Summit, 2000, JS Productions
  1. Prelude (My Little Girl)
  2. Rush Hour on the Escalante
  3. To the Summit
  4. Night Song
  5. Game Day (Highland Games)
  6. Air on the "F" String
  7. Our Song
  8. I Do
  9. Can't Help Falling in Love
  10. Sacred Ground
en.wikipedia.org/wiki/Jon_Schmidt

The Piano Guys are an American musical group consisting of Jon SchmidtSteven Sharp Nelson, Tel Stewart, Paul Anderson and Al van der Beek. They became famous through YouTube, where they posted videos of renditions and mashups of popular songs accompanied by professional-looking video shots and edited by Paul Anderson and Tel Stewart. In December 2011, they released their first album, titled Hits Volume 1. Their second album, The Piano Guys, reached number one on the Billboard New Age Albums and Classical Albums charts in 2012.[1]

History[edit]

Paul Anderson owned a piano shop in St. George, Utah. He met musician Jon Schmidt as the latter walked in to ask if he could practice there for an upcoming concert.[2] Months later, Paul Anderson and Tel Stewart (then just for fun) started making videos together of Jon Schmidt. It was not too long after that they did their first collaboration with Jon Schmidt, Steven Sharp Nelson, and Al van der Beek as the studio and music technician. After the five of them started collaborating the group really started to take off, producing a music video each week and posting it to YouTube.
The team also includes Tel Stewart (videography and editing) and Al van der Beek (production and recording).[2][3]

Success[edit]

Several of the group's YouTube videos have over 15 million views. As of 5 May 2013, The Piano Guys' YouTube channel has over 224 million total video views and over 1.6 million subscribers.[4]

Music[edit]

Jon plays the piano, and Steven plays the cello - both acoustic and electric.
In most songs, they record several audio tracks that are mixed together. Occasionally, they superimpose the videos of the previous audio tracks to give the impression that many identical instrumentalists are all playing at once.

Michael Meets Mozart[edit]

In this video,[5] Jon and Steven play an original hip hop/classical mash-up that is recognized by the variety of sound effects they produce. According to the description, all sounds effects were created by them using only the instruments shown in the video (piano, cello, mouth percussion and bass drum), with more than 100 recorded tracks. It was posted to YouTube on May 17, 2011. It was created as a tribute to Mozart and Michael Jackson.

The Cello Song[edit]

This video[6] is an original arrangement and adaptation of J.S. Bach's Unaccompanied Cello Suite No. 1: Prelude, by Steven Sharp Nelson. While the original prelude is for solo cello, Steven adapted it for 8 cellos, with the addition of original material. It was posted to YouTube on June 14, 2011. In the description, Steven explains he named it "The Cello Song" because it was what people actually called Bach's original piece since no one could remember its name.

Moonlight[edit]

This video[7] shows Steven Sharp Nelson playing Moonlight, a piece he composed for electric cello inspired by Beethoven's Moonlight Sonata and the melody from Beethoven's 7th Symphony, 2nd movement. It was posted to YouTube on July 14, 2011.

Rock meets Rachmaninoff[edit]

This video[8] shows Jon Schmidt playing a modern version of Sergei Rachmaninoff's Prelude in C# minor. It was posted to YouTube on July 25, 2011. According to the description, Jon wrote this song when his son started his first band and researched music on YouTube. There are two versions of this song on YouTube; both feature Jon Schmidt and a band consisting of Chris Wormer, Joel Stevenett and Jake Bowen. In the original 'Rockmaninoff' version, the volume of all instruments is well-balanced. In the 'Rock meets Rachmaninoff' version, the piano sounds much louder than the other instruments. The video also shows the sheet music for this song. The sheet music lists the play volume as 'Pretty dang loud'.

Cello Wars[edit]

This video[9] is a spoof of the Star Wars soundtrack and films. It was posted to YouTube on December 2, 2011.
Steven plays both a Jedi Master and a Sith Lord who come together to do a musical fight on cellos. The Jedi and the Sith fight using more than just their cellos – they also use The Force andlightsabersDarth Vader (Al van der Beek) appears in the movie and after creating a force wind, he pulls out an accordion to play the tune from the cantina in Star Wars Episode IV: A New Hope.Chewbacca also makes an appearance. In the end of the clip, Darth Vader and Chewbacca are seen dancing together.
The following John Williams Star Wars movie themes are used (in order of appearance):
  • "The Imperial March" (Empire Strikes Back theme)
  • "Duel of the Fates" (from Episode I)
  • "May the Force Be With You"
  • "Star Wars Main Theme"
  • "Cantina Band" (from Episode IV)

Peponi[edit]

After deciding to go for an African theme, Alex Boyé joined Steven and Jon for the recording of a cover of Coldplay's Paradise. The associated video clip mostly stands out because it was recorded on top of the local Red Stone mountain near St.George Utah. - requiring helicopters to transport piano and crew to the remote location.[10]

Beethoven's 5 Secrets[edit]

In 2012, the American Heritage Lyceum Philharmonic (Youth Orchestra) and its director, Kayson Brown, approached with the idea of a piece based on Beethoven's 5th symphony. The orchestra performed "Beethoven's Secrets" with The Piano Guys on YouTube which had received 2 million hits within 2 months of its release. It was OneRepublic's Secrets with parts from Beethoven's 5th symphony, a cello and orchestral cover.[11] The vocal version features YouTube star Tiffany Alvord.

YouTube's "Most Up and Coming Channel"[edit]

In June 2011, the YouTube channel for The Piano Guys won the "On the Rise" contest with two videos—"Pirates of the Caribbean" with Jarrod Radnich and "Michael Meets Mozart" with Jon Schmidt and Steven Sharp Nelson—which launched them into the YouTube spotlight. True to the outcome of the contest, the Pirates of the Caribbean video has been the most popular clip filmed by The Piano Guys. It featured their friend pianist and composer, Jarrod Radnich, showing his performance and compositional skills on piano.[12] The video when last posted by The Piano Guys had over 25 million views from independent viewers, the most of any video on the channel. (Recently The Piano Guys were asked by Sony to remove Jarrod's videos since Jarrod's video performances created confusion about The Piano Guys membership.) Since that time, Jarrod Radnich has uploaded the video and made it listed once again on his YouTube channel.
Pirates of the Caribbean was originally uploaded on June 20, 2010, and featured Radnich's original arrangement using a medley of themes from Klaus Badelt's Pirates of the Caribbean movie soundtrack. This is the same piece that plays at Disneyland's Dream Home of the Future exhibit in Tomorrowland with Radnich's performance replayed on a player piano (and his image on the screen) over 3,000 times a day. The Piano Guys filmed a second video with Radnich and uploaded it on on June 7, 2011, in order to include it on their channel in time for the YouTube contest. It is Radnich's virtuosic arrangement of John Williams' Hedwig's Theme from the Harry Potter and the Philosopher's Stone soundtrack. It has reached over 9 million views as of December 2012 before being delisted, but has been reuploaded on Jarrod Radnich's channel.

OriginSt. George, UtahUSA
GenresRockclassical musicJazz
Years active2011-present
Websitewww.thepianoguys.com
Members
  • Jon Schmidt (Piano Guy)
  • Steven Sharp Nelson (Cello Guy)
  • Tel Stewart (Videographer/Editor)
  • Paul Anderson (Producer/Videographer)
  • Al van der Beek (Music and Studio Guy)
en.wikipedia.org/wiki/The_Piano_Guys